Sabtu, 07 Mei 2011

Hanya Satu ingin Ku


Pagi ini,,pagi biasa. Suasana cukup sejuk setelah semalam hujan.. Akhir - akhir ini Purwokerto sering d landa hujan...ya, mungkin memang sedang musim hujan... Selesai mandi dan sarapan, langsung buka laptop untuk online..hahahhaha..
Buka fb,,dapet notes dari Bu Wesi,,,nice note. Memang bakat penulis mengalir deras dalam darahnya. Iseng – iseng buka notenya BU Wesi yang lain hingga aku baca note yang berjudul Melihat Anak anak sedang Tidur.. Diiringi lagu "Rumah Kita", tiba – tiba teringat wajah ayah dan ibu. Wajah hangat yang selalu menyambutku dengan senyuman setiap kali aku pulang ke rumah. Wajah polos di malam hari yang aku lihat setelah seharian beraktifitas. Aku suka sekali memperhatikan wajah Ibu saat tidur, terkadang saat aku marah kepada ibu entah karena apapun, atau bahkan saat aku lelah. Aku teringat wajah itu..ada rasa penyesalan luar biasa yang teramat sangat saat aku menerima kenyataan bahwa aku melukai hatinya, atau membuatnya kecewa.. alhasil, aku menangis sejadi-jadinya kalau teringat hal itu.
Suatu hari, aku pernah mendegar seorang ibu bercerita padaku, bahwa dia selalu di dandani oleh anaknya dengan pakaian yang bahkan dia tidak suka hanya karena akan pergi ke sekolah si anak untuk mengambil raport. Dan sang ibu tak kuasa menolak,mungkin karena tidak ingin sang anak kecewa. Aku jadi berfikir, hebat betul ini anak sudah di besarkan sampai saat ini masih berani menuntut. Masalah penampilan lagi. Memangnya kalau berubah jadi sangat buruk, itu ibu sudah bukan ibu kamu lagi.?
Aku sangat takut menuntut, (bukan hal – hal macam di pengadilan seperti itu) apalagi orang tua ku sendiri, terlebih lagi masalah penampilan atau hal – hal bersifat material. Kalo aku yang kalah emangnya aku bisa kasih apa buat ganti.?
Aku gak pernah malu punya Ayah dan Ibu ku ini, dalam keadaan dan situasi apapun mereka tetap orang tua ku. Itu saja yang aku pikirkan. Karena memang bagitu adanya.
Dulu, sejak di taman kanan – kanak hingga sekolah dasar, saat sedang sekolah dan bertemu dengan ayah yang sedang berjualan tempe. Dengan lantang aku akan memanggilnya. Aku tunjukkan kepada teman-teman ku, itu lah ayah ku... ayah nomor satu di dunia menurutku.. dengan tempe buatannya yang begitu enak.. dan apa yang aku lakukan setelahnya.? Aku tawarkan dagangan ayah ke teman-teman ku...hahahahaha..
Aku lah gadis penjual tempe di sekolah, dan aku bangga karenanya..
Dan Ibu ku,,wanita super yang pernah ku kenal. Aku suka melihat ibu menggunakan jilbab. Walau rapi hanya di awal, apalagi setelah mengendarai motor, pasti berantakan. Dan aku sangat senang saat bisa merapikan jilbab ibu. Ibu ku ini wanita cantik sepanjang masa..
Aku heran, kenapa sampai ada anak yang tidak mau mengakui orang tuanya karena masalah penampilan.? Apa dulu saat kita tidak ingin mengenakan baju yang orang kita minta, lantas mereka tidak mau mengakui kita sebagai anaknya.? Sampai hilang rasa terima kasih yang harusnya kita tunjukkan pada mereka.
Aku sampai ingin suatu saat nanti, saat aku sudah begitu sukses dan mampu memenuhi semua kebutuhan mereka dengan uang ku sendiri. Aku ingin mengajak mereka makan di restauran yang begitu terkenal. Dan karena saat itu mereka sudah tua, dan tidak dapat memakai sendok garpu akhirnya mereka memilih untuk makan menggunakan tangan. Aku akan dengan senang hati mengikuti mereka jika mereka merasa malu dengan orang-orang di sekitar.
Karena aku tidak perduli omongan orang mengenai mereka. Karena bukan orang – orang itu yang dulu tidak merasa malu saat aku harus mengompol di celana dan sesungguhnya orang-orang itu tidak tahu apa apa mengenai orang tua ku. Dan hanya aku yang tahu seperti apa sebenarnya orang tua ku ini. Itu lah yang selama ini orang tua ku lakukan jika aku mendapat gosip dari tetangga-tetangga sekitar tempat tinggal ku. Mereka tidak memperdulikan omongan orang lain mengenai ku, karena mereka lebih mengenal ku di bandingkan orang-orang itu.
Satu wajah yang belum aku temukan dari orang tua ku... Wajah bangga. Yang ingin aku lihat selanjutnya,, karena belum pernah aku melihat mereka benar-benar memperlihatkan banwa aku ini anak kebanggaan.. tapi betapa aku ingin membuat mereka bangga.. tidak akan ku sia-siakan sekalipun, kepercayaan yang mereka berikan pada ku, kasih sayang yang selama ini aku terima, pembelajaran yang begitu banyak aku dapat dari mereka.. aku rasa itu modal yg cukup untuk memulai hidup baru. Sendiri tanpa keluarga di sini.
Dengan usaha doa dari mereka, akan aku tunjukkan bahwa aku adalah anak yang patut di banggakan. Karena sekarang keinginan ku hanya satu. Suatu hari nanti,aku akan berdiri di antara Ayah dan Ibu ku dan dengan suara keras mereka berkata, "Inilah anak ku dan aku bangga padanya".
“Perbaikan 21 Oktober 2012 jam 01:50”

hanya itu keinginan ku sekarang.seperti lagu mocca-hanya satu,
hanya satu pintaku
tuk memandang langit biru
dalam dekap seorang ibu
hanya satu pintaku
tuk bercanda dan tertawa
di pangkuan seorang ayah
reff: apa bila ini
hanya sebuah mimpi
ku selalu berharap
dan tak pernah terbangun
hanya satu pintaku
tuk memandang langit biru
di pangkuan ayah dan ibu
repeat reff
hanya satu pintaku
tuk memandang langit biru
dalam dekap ayah dan ibu

:: juga bisa di lihat melalui facebook ku http://www.facebook.com/notes/opie-nag-bisma/hanya-satu-ingin-ku/10150176114816922 ::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar