Dari Novel “Suara Hati Dewa”
Ketika ku buka mataku
Kulihat sesosok laki-laki cintaku
Laki-laki itu berambut pendek seperti botak
Dia adalah ayahku
Dia adalah cintaku
Dia membesarkanku
Akupun kuat bila di sampingnya
Akupun bisa di semangatnya
Akupun berjuang di cita-citanya
Akupun ada di hatinya
Aku cinta dia
Ayahku seorang pecinta
Akupun bangga dan aku tersenyum manja
Aku dendangkan lagu cinta di hatimu
Terima kasih ayahku
Aku luapkan semangatku di hatimu
Doakan aku menjadi kebanggaanmu
Doakan aku jadi penerusmu
Doakan aku jadi manusia yang bertanggung jawab
Doakan aku mempunyai rasa solidaritas
Doakan aku bisa tertawa di semua bencana
Doakan aku bisa memimpin diriku sebelum orang lain
Doakan aku pecinta sepertimu
Doakan aku selalu ingat Tuhan di hatiku
Ayahku aku mencintaimu
Akupun tersenyum malu
“Walaupun aku belom pernah membaca novel ini-hingga detik ini aku memposting puisi indah ini, tapi entah mengapa aku merasa ayahku benar-benar seperti itu. Ayah ku berambut pendek seperti botak, dan Dia tidak pernah membiarkan rambutnya tumbuh terlalu panjang. Ayahku adalah cinta ku begitupun Ibuku dan mereka membesarkanku, aku sangat bersyukur karena itu. Aku ingin kuat sepertinya, aku ingin mempunyai semangat sepaertinya, dan aku akan berjuang untuk cita-citanya. Cita-cita yang sudah terpupuk dalam benakku semenjak kecil. Dan aku tahu aku akan selalu ada di hatinya, meski jarak Semarang-Purwokerto memisahkan. Entahlah meski tidak begitu jauh hingga menyeberangi lautan, aku selalu rindu padanya. Rindu pada semua nasehatnya, dan rindu pada kasih sayangnya.
Aku cinta dia, aku tahu ayah ku seorang pecinta dan aku ingin seperti dia. Aku selalu bangga menjadi anaknya, aku sesali setiap detik saat aku selalu marah pada hidupku ini. Namun itu dulu,yaa..dulu saat aku belum mengerti apa itu Rindu dan apa itu Keluarga. Terima kasih ayahku... Atas setiap kesabaran dan kasih yang kau beri. Terima kasih atas semuanya, dan aku ingin menjadi kebanggaanmu, aku ingin menjadi penerusmu yang bisa bertanggung jawab dan bisa tertawa di semua bencana sepertimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar