Rabu, 18 April 2012

Puisi dari novel "Suara Hati Dewa"

Dari Novel “Suara Hati Dewa”
Ketika ku buka mataku
Kulihat sesosok laki-laki cintaku
Laki-laki itu berambut pendek seperti botak
                                    Dia adalah ayahku
                                    Dia adalah cintaku
                                    Dia membesarkanku
Akupun kuat bila di sampingnya
Akupun bisa di semangatnya
Akupun berjuang di cita-citanya
Akupun ada di hatinya
                                    Aku cinta dia
                                    Ayahku seorang pecinta
                                    Akupun bangga dan aku tersenyum manja
                                    Aku dendangkan lagu cinta di hatimu
Terima kasih ayahku
Aku luapkan semangatku di hatimu
                                    Doakan aku menjadi kebanggaanmu
                                    Doakan aku jadi penerusmu
                                    Doakan aku jadi manusia yang bertanggung jawab
                                    Doakan aku mempunyai rasa solidaritas
                                    Doakan aku bisa tertawa di semua bencana
                                    Doakan aku bisa memimpin diriku sebelum orang lain
                                    Doakan aku pecinta sepertimu
                                    Doakan aku selalu ingat Tuhan di hatiku
Ayahku aku mencintaimu
Akupun tersenyum malu




“Walaupun aku belom pernah membaca novel ini-hingga detik ini aku memposting puisi indah ini, tapi entah mengapa aku merasa ayahku benar-benar seperti itu. Ayah ku berambut pendek seperti botak, dan Dia tidak pernah membiarkan rambutnya tumbuh terlalu panjang. Ayahku adalah cinta ku begitupun Ibuku dan mereka membesarkanku, aku sangat bersyukur karena itu. Aku ingin kuat sepertinya, aku ingin mempunyai semangat sepaertinya, dan aku akan berjuang untuk cita-citanya. Cita-cita yang sudah terpupuk dalam benakku semenjak kecil. Dan aku tahu aku akan selalu ada di hatinya, meski jarak Semarang-Purwokerto memisahkan. Entahlah meski tidak begitu jauh hingga menyeberangi lautan, aku selalu rindu padanya. Rindu pada semua nasehatnya, dan rindu pada kasih sayangnya.
Aku cinta dia, aku tahu ayah ku seorang pecinta dan aku ingin seperti dia. Aku selalu bangga menjadi anaknya, aku sesali setiap detik saat aku selalu marah pada hidupku ini. Namun itu dulu,yaa..dulu saat aku belum mengerti apa itu Rindu dan apa itu Keluarga. Terima kasih ayahku... Atas setiap kesabaran dan kasih yang kau beri. Terima kasih atas semuanya, dan aku ingin menjadi kebanggaanmu, aku ingin menjadi penerusmu yang bisa bertanggung jawab dan bisa tertawa di semua bencana sepertimu.
Ayahku,,aku mencintaimu..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar